Halaman

Kamis, 28 Oktober 2010

SMAN 1 Bontang di Hari Sumpah Pemuda

Yupp,, Sekolah Kebanggaan kita yang bertempat pada Jl. D.I Panjaitan ini tepat pada 28 Oktober 2010 melaksanakan Upacara Memperingati Sumpah Pemuda dengan di pimpin oleh Pembina upacara yaitu Ibu Sri Malayati , yang akrab dengan nama Bu Mala ini. Beliau yang memimpin upacara ini dengan penuh khikmat, dan kami memperingati Sumpah pemuda ini dengan berbagai lomba yang membangkitkan Kreatifitas dan Sprotifitas kami. Mulai pada Selasa, 26 Oktober 2010 lomba - lomba yang di adakan sudah di mulai yang di ikuti oleh seluruh siswa siswi SMAN 1 Bontang ini. Kegiatan - kegiatan yang di perlombakan antara lain :
  • Lomba Pengibaran Bendera Merah Putih
  • Lomba Menyanyikan Lagu Nasional
  • Lomba Pembacaan Teks UUD 1945
  • Lomba Poster dengat tema "Semangat juang dan Sumpah Pemuda"
  • Lomba Mading dengan tema "Smansa Go Green"
  • Lomba Baca Puisi
  • Lomba Yel-yel
  • Lomba Kebersihan Kelas 
  • Lomba Membuat Blog
  • Lomba Mural Khusus Kelas X 
 Kelas kami (XII S 3) tentu saja mengikuti semua perlombaan yang diadakan, bersaing dengan kelas - kelas lain yang tentu bagus-bagus semua. Kreatifitas sangat diperlukan dalam lomba-lomba ini. Maka dari itu kita sebagai Pemuda Pemudi Bangsa di tuntung untuk Berkreatifitas dan Berjuang sebagai Penerus Bangsa, karena nasib Indonesia semua ada di Tangan Kita sebagai Pemuda Bangsa.

Latar belakang sumpah pemuda

Latar belakang sumpah pemuda



Sumpah Pemuda
Dari Wikipedia bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda


Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Isi Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda versi orisinal

Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.


Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan

Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Kongres Pemuda Indonesia Kedua

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Peserta

Peserta Kongres Pemuda II


Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.
Quote:
71 Pengikrar Sumpah Pemuda

Berikut adalah beberapa orang yang mengikrarkan Sumpah Pemuda :

* Sugondo Djojopuspito
* Poernomowoelan
* Sarmidi Mangoensarkoro
* Moehammad Yamin
* Sunario

Johanna Masdani Tumbuan

Johanna Masdani Tumbuan termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat.

Selain itu, Jo -- demikian ia biasa dipanggil -- juga menjadi seorang saksi sejarah detik-detik Proklamasi Indonesia yang dilakukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945. Johanna Masdani Tumbuan juga ikut serta menyusun konsep pembangunan Tugu Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an. Baca juga pada Sejarah Perjuangan Pemuda Indonesia dan Sumpah Pemuda oleh David DS Lumoindong.

Gedung

Museum Sumpah Pemuda


Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.

Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.

Koleksi dan Tata Pameran
Koleksi

Koleksi

Sebagai museum khusus, koleksi museum ini terdiri dari koleksi yang berhubungan dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Pada tahun 2007, keseluruhan koleksi berjumlah 2.867 koleksi, dimana koleksi utamanya adalah Gedung Kramat 106 yang merupakan tempat direncanakan dan dilaksanakannya Kongres Pemuda Kedua, 27 – 28 Oktober, 1928. Gedung ini terbagi atas bangunan utama dan paviliun. Bangunan utama terdiri atas serambi depan, satu ruang tamu, 5 kamar, dan satu ruang terbuka atau ruang rapat. Sedangkan bangunan paviliun memiliki 2 kamar.

Koleksi dari museum ini antara lain:

* Foto kegiatan organisasi pemuda, sebanyak 2.117 koleksi.
* Bendera organisasi, sebanyak 35 koleksi.
* Stempel, sebanyak 11 koleksi
* Biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi
* Patung dada tokoh pemuda, sebanyak 8 koleksi.
* Patung tokoh pemuda, sebanyak 11 koleksi.
* Perlengkapan pandu, sebanyak 9 koleksi.
* Jaket angkatan 1966, sebanyak 2 koleksi.
* Kursi, sebanyak 5 koleksi.
* Lukisan, sebanyak 4 koleksi.
* Vespa, sebanyak 1 koleksi.
* Diorama, sebanyak 1 koleksi.
* Pahatan marmer, sebanyak 3 koleksi.
* Monumen persatuan pemuda, sebanyak 1 koleksi.
* Lampu gantung, sebanyak 2 koleksi.
* Maket gedung museum sumpah pemuda, sebanyak 1 koleksi.
* Duratran, sebanyak 3 koleksi.
* Buku saku KBI, sebanyak 1 koleksi.
* Pewarta IPINDO, sebanyak 4 koleksi.
* Naskah statemen perjuangan 66, sebanyak 90 koleksi.
* Statemen perjuangan 66, sebanyak 50 koleksi.
* Dokumen perjuangan 66, sebannyak 18 koleksi.
* Buletin KAPPI, sebanyak 60 koleksi.
* Dokumen Brigade Ade Irma, sebanyak 104 koleksi.
* Proses persiapan dan pelaksanaan musyawarah luar biasa dan up-grrading se-Indonesia, sebanyak 23 koleksi.
* KAPPI Djaja Menteng Radja, Djakarta, sebanyak 23 koleksi.
* KAPI Komisariat Diponegoro 80, Djakarta Raya, sebanyak 8 koleksi.
* Sambutan gubernur kepala daerah khusus ibukota Djakarta dalam memperingat “Brigadi Merah” Ade Irma, sebanyak 17 koleksi.
* KAPI Jaya Salemba Raya Djakarta, sebanyak 62 koleksi.
* KAMI pusat Djakarta, sebanyak 43 koleksi.
* Statemen angkatan 66 kesatuan AKSI di Jakarta, sebanyak 8 koleksi.
* Kesatuan AKSI "KAPPI" pusat Djakarta Utara, sebanyak 20 koleksi.
* Kesatuan AKSI buruh PN Sabang Merauke Djakarta, sebanyak 16 koleksi.
* Buletin KAMI kons Bandung dan Bogor Djakarta 1967, sebanyak 13 koleksi.
* KAMI Medan – Sumatera Utara, sebanyak 8 koleksi.
* KAMI konsultan – Yogyakarta, sebanyak 5 koleksi.
* Anggaran dasar KAMI, sebanyak 24 koleksi.
* Inventarisasi statemen angkatan 66, sebanyak 13 koleksi.
* Piringan hitam, sebanyak 1 koleksi.
* Piagam penghargaan Wage Rudolf Supratman, sebanyak 2 koleksi.
* Atlas sekolah jaman Belanda, sebanyak 1 koleksi.
* Sabuk Hizbul Wathan, sebanyak 1 koleksi.
* Bintang Mahaputra, sebanyak 1 koleksi.
* Replika biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi.


Tata pameran

Koleksi yang dimiliki oleh museum ini dipamerkan dalam ruang pameran tetap dengan penataan yang mengikuti kronologis peristiwa Sumpah Pemuda dengan harapan dapat menggambarkan untaian peristiwa Sumpah Pemuda.

Penataan pamerannya adalah sebagai berikut:

Ruang pengenalan

Ruangan ini terletak di bagian depan gedung, persis di pintu masuk utama. Di ruangan ini dipamerkan

* Peta Indonesia tempat kedudukan dari organisasi-organisasi-organisasi pemuda kedaerahan
* Peta Jakarta yang menunjukkan tempat-tempat dilaksanakannya kongres pemuda kedua dan kondisinya saat ini.
* Panitia Kongres Pemuda Kedua
* Patung dada Muhammad Yamin dan Sugondo Djojopuspito
* Organisasi peserta kongres pemuda
* Maket Gedung Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda Hanya Sebuah Teks Usang

Peserta Kongres Pemuda 2, Jakarta, 28 Oktober 1928


Teks Sumpah Pemuda


SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Faktanya:
Dulu para Pemuda Bertumpah darah melawan Penjajah, tapi sekarang kita bertumpah darah melawan saudara sendiri, para pelajar suka tauran, perang antar kampung dan Ras.



Kedua :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Faktanya:
Dulu para Pemuda berjuang mempertahankan Bangsa ini, tapi sekarang kita menjual Bangsa sendiri.





Ketiga :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Faktanya:
Sekarang kita lebih suka mempelajari dan menggunakan Bahasa asing dan perlahan mulai melupakan Bahasa Indonesia.

82 Tahun Sumpah Pemuda

28 Oktober 1928. Tanggal dimana telah terjadi peristiwa bersejarah di Indonesia.
Para putra dan putri Indonesia secara serentak bersumpah untuk Indonesia dengan suatu sumpah yang kita kenal sebagai "Sumpah Pemuda".

Berikut adalah isi dari Sumpah Pemuda :
Quote:
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928
Kemudian,kita renungi sekali lagi. Apa yang sudah kita lakukan untuk Indonesia sebagai wujud dari sumpah pemuda tersebut? Sungguh miris jika kita ingat kembali dan kita kaji ulang satu persatu makna dari isi Sumpah Pemuda tersebut.
Sudah adakah yang kita praktekkan?

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Apakah dengan cara ini kita menumpahkan darah kita untuk Indonesia? :
Spoiler for ?:







- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Pada kenyataannya,banyak dari pemuda pemudi Indonesia sekarang yang lupa akan budaya Indonesia dan mulai melupakan kebangsaannya.
Apakah ini budaya Indonesia yang sebenarnya?
Spoiler for ?:





- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Benarkah? Kebanyakan orang akan akan menertawakan orang yang belum bisa berbahasa asing. Sudahkah mereka mahir menggunakan bahasa Indonesia? Atau jangan-jangan seperti foto berikut ini :
Spoiler for ?:

(maaf sebelumnya,ini ane nemu di Kaskus,jangan tersinggung ya)



Seperti itukah bahasa Indonesia yang benar dan sesuai dengan EYD yang berlaku?

Quote:
Pesan :

1. Janganlah melakukan hal yang sia-sia dan tidak berguna. Jadilah pemuda / pemudi berprestasi dan membanggakan Indonesia. Contohnya seperti dibawah ini :

Taufik Hidayat.


2. Sebagai putra dan putri Indonesia,kita juga bebas untuk mempelajari budaya lain atau menggemari sesuatu dari budaya lain,tapi yang positif dan bermanfaat,agar di kemudian hari kita bisa mengembangkan hobi atau kegemaran tersebut untuk mencapai prestasi yang dapat membanggakan Indonesia di mata dunia.
Tunjukkan kepada semua kalau putra dan putri Indonesia bisa !
Jangan mau kalah dengan negara lain !

Hilangnya Makna Sumpah Pemuda

PADA 28 Oktober 1928 pemuda di Indonesia bersumpah satu jiwa, satu bahasa, bertumpah darah satu Indonesia. Ketika ikrar itu terucap, tak ada lagi kata perbedaan, tak ada lagi sifat dan sikap kedaerahan, kesukuan karena semua melebur menjadi satu yakni Indonesia.

Tiap 28 Oktober bangsa Indonesia memperingatinya sebagai hari bersejarah, tonggak di mana perjuangan pemuda Indonesia dengan persatuannya bersatu untuk memerdekakan diri dari belenggu penjajah.

Perubahan demi perubahan terjadi pada bangsa ini setelah Sumpah Pemuda 1928. Para pemuda berjuang dengan berbagai cara membuang sikap kesukuan dan kedaerahan dengan satu harapan, yakni kemerdekaan Indonesia secara fisik dari penjajah.

Sangat disayangkan, peringatan sumpah pemuda tiap 28 Oktober terasa sia - sia dan hampa makna. Perjuangan pemuda Indonesia seperti berkurang dengan sikap doyan hura - hura para pemudanya.

Hanya sebagian kecil pemuda yang memikirkan nasib bangsanya. Pemuda dari kalangan mahasiswa dan pelajar berubah sangar dengan berbagai aksi demo anarkistis karena ketidakpuasan terhadap pemerintahan. Tawuran pelajar hanya karena masalah kecil.

Dapat dimaklumi, semua itu karena hilangnya rasa cinta Indonesia di jiwa dan hati pemuda Indonesia. Hanya sedikit yang mampu mendalami dan memaknai cinta kepada Indonesia. Yang lainnya tergerus perubahan akibat pengaruh globalisasi dan mabuk dalam lingkaran kesenangan pribadi.

Sungguh disayangkan, pergerakan pemuda yang berpikir demi kepentingan bangsa lebih sedikit daripada pergerakan pemuda yang suka hura - hura, ngumpul di jalan untuk kesenangan, nongkrong dan mabuk dengan pergaulan bebas.

Pemuda Indonesia adalah penerus kepemimpinan bangsa ini menuju perubahan. Apa jadinya jika pemuda kita bersikap acuh terhadap nasib bangsanya. Bersikap masa bodoh terhadap bangsanya sendiri merupakan titik awal dari kehancuran bangsa dan negara ini.

Sudah saatnya kita kembali di era sumpah pemuda dan menyingkirkan sikap mementingkan kepentingan pribadi. Tak ada gunanya mementingkan hawa nafsu pribadi untuk berhura - hura, karena hanya akan membuat kita terlena. Jangan sampai pemuda Indonesia hanya mudah berteori tanpa praktik yang jelas.

Satukan diri dengan semangat sumpah pemuda adalah ujung tombak untuk memajukan bangsa ini. Gelora pemuda sebagai agen perubahan harus diimplementasikan dengan baik dan sesuai dengan kode etik pemuda bangsa ini.

Belajar dengan giat, memberikan sikap kritis dan memberi solusi dan bersatu melindungi harkat dan martabat bangsa serta bersatu memperjuangkan nasib kaum tertindas, termarginalkan dan kaum yang tidak mendapatkan ketidakadilan. Semua untuk Indonesia yang lebih baik menuju cita - cita bangsa yang mulia yakni kemakmuran dan kesejateraan rakyat.

Mari kita bersama - sama membuang ego pribadi dan menyatukan hati demi bangsa dan negara ini. Jangan sampai peringatan tiap 28 Oktober hanya menjadi sebuah acara seremonial belaka. Hanya diikrarkan tanpa sebuah praktek yang jelas dalam kehidupan nyata.

Jangan sampai kita kembali di era kebodohan pada masa lalu. Jangan sampai terlena dengan perkembangan global, lupa akan nasib bangsa. Jangan pikirkan apa yang engkau dapatkan dari bangsamu, tapi pikirkan apa yang dapat kau beri untuk bangsamu.
Ayo kita teriakan semangat sumpah pemuda di diri kita


SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

[sejarah] Lawang Sewu

Lawang Sewu

Bagi warga Jawa Tengah, nama Lawang Sewu tentu sudah tidak asing lagi. Ini adalah nama sebuah bangunan kuno yang letaknya persis di tengah kota Semarang, tepatnya di daerah Tugu Muda. Disebut "lawang sewu" (pintu seribu) karena bangunan peninggalan jaman Belanda ini memang memiliki pintu yang banyak sekali.

Lawangsewu dibangun tahun 1908, yang dikerjakan oleh arsitek Belanda Profesor Klinkkaner dan Quendaag. Tahun 1920, gedung ini mulai dipakai sebagai kantor pusat Nederlandsch Indische Spoor-weg Maatschapij (NIS), sebuah maskapai atau perusahaan kereta api pertama di Indonesia yang berdiri pada tahun 1864.

Spoiler for jaman belanda:


Jalur pertama yang dilayani saat itu adalah Semarang - Yogyakarta. Pembangunan jalur itu dimulai 17 Juni 1864, ditandai dengan pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Sloet van Den Beele. Tiga tahun kemudian, yaitu 19 Juli 1868 kereta api yang mengangkut penumpang umum sudah melayani jalur sejauh 25 km dari Semarang ke Tanggung.

Dengan beroperasinya jalur tersebut, NIS membutuhkan kantor untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan administratif. Lokasi yang dipilih kemudian adalah di ujung Jalan Bojong (kini Jalan Pemuda). Lokasi itu merupakan perempatan Jalan Pandanaran, Jalan Dr Soetomo, dan Jalan Siliwangi (kini Jalan Soegijapranata).

Spoiler for kuno:



Saat itu arsitek yang mendapat kepercayaan untuk membuat desain adalah Ir P de Rieau. Ada beberapa cetak biru bangunan itu, antara lain A 387 Ned. Ind. Spooweg Maatschappij yang dibuat Februari 1902, A 388 E Idem Lengtedoorsnede bulan September 1902, dan A 541 NISM Semarang Voorgevel Langevlenel yang dibuat tahun 1903. Ketiga cetak biru tersebut dibuat di Amsterdam.

Namun sampai Sloet Van Den Beele meninggal, pembangunan gedung itu belum dimulai. Pemerintah Belanda kemudian menunjuk Prof Jacob K Klinkhamer di Delft dan BJ Oudang untuk membangun gedung NIS di Semarang dengan mengacu arsitektur gaya Belanda.
Lokasi yang dipilih adalah lahan seluas 18.232 meter persegi di ujung Jalan Bojong, berdekatan dengan Jalan Pandanaran dan Jalan Dr Soetomo. Tampaknya posisi itu kemudian mengilhami dua arsitektur dari Belanda tersebut untuk membuat gedung bersayap, terdiri atas gedung induk, sayap kiri, dan sayap kanan.
Sebelum pembangunan dilakukan, calon lokasi gedung tersebut dikeruk sedalam 4 meter. Selanjutnya galian itu diurug dengan pasir vulkanik yang diambil dari Gunung Merapi.

Pondasi pertama dibuat 27 Februari 1904 dengan konstruksi beton berat dan di atasnya kemudian didirikan sebuah dinding dari batu belah. Semua material penting didatangkan dari Eropa, kecuali batu bata, batu gunung, dan kayu jati.
Setiap hari ratusan orang pribumi menggarap gedung ini. Lawang Sewu resmi digunakan tanggal 1 Juli 1907. Dalam perkembangannya, Lawang Sewu juga terkait dengan sejarah pertempuran lima hari di Semarang yang terpusat di kawasan proliman (Simpanglima) yang saat ini dikenal sebagai Tugu Muda.


Spoiler for now:



Saat meletus Pertempuran Lima Hari di Semarang, 14-18 Agustus 1945, Lawangsewu dan sekitarnya menjadi pusat pertempuran antara laskar Indonesia dan tentara Jepang. Pada peristiwa bersejarah tersebut, gugur puluhan Angkatan Muda Kereta Api (AMKA). Lima di antaranya dimakamkan di halaman depan Lawang Sewu. Mereka adalah:

* Noersam,
* Salamoen,
* Roesman,
* RM Soetardjo, dan
* RM Moenardi.

Untuk memperingati mereka, di sebelah kiri pintu masuk (gerbang) didirikan sebuah tugu peringatan bertuliskan nama para pejuang Indonesia yang gugur.

Spoiler for now:


Perusahaan kereta api kemudian menyerahkan halaman depan seluas 3.542,40 meter persegi pada Pemda Kodya Semarang. Sedangkan makam lima jenasah di halaman itu, 2 Juli 1975 dipindah ke Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal dengan Inspektur Upacara Gubernur Jateng Soepardjo Roestam.

Spoiler for di kala malam:


ayo2 budayakan tempat bersejarah di Indonesia....

Misteri manusia raksasa MEGANTHROPUS ERECTUS

Makhluk2 misteri sperti Hobbit dan Raksasa juga ditemukan bekas-bekasnya di Indonesia....

Tidak percaya, baca postingan di bawah ini :

I. Misteri manusia raksasa MEGANTHROPUS ERECTUS



Tulang paha Meganthropus

Fossil manusia raksasa yang berukuran tinggi 2,1 - 3,7 meter telah ditemukan di Sangiran pada tahun 1942 oleh Von Koenigswald. Meskipun sejaman dengan Homo Erectus lain seperti Homo Soloensis yang mendiami wilayah tepian Bengawan Solo, keberadaannya belum dapat dijelaskan. Bahkan nama latin spesies ini masih diperdebatkan mau merujuk ke genus mana dalam sistem taksonomi. Peralatan yang digunakan juga berukuran besar.



Perbandingan besar tengkorak kepala beberapa spesies manusia

II. Misteri Manusia Hobbit di Pulau Komodo

Ilmuwan telah menemukan kerangka-kerangka manusia yang menyerupai hobbit (manusia kerdil di Film/Novel Lord of The Ring) yang ukurannya tidak lebih besar dari anak usia 3 tahun di sebuah gua. Manusia kerdil yang memiliki tengkorak seukuran segerombol anggur, hidup dengan gajah purba dan komodo di pulau terpencil di Indonesia sekitar 18.000 tahun yang lalu.

Kerangka yang ditemukan adalah milik seorang wanita dengan tinggi 1 meter, berat sekitar 25 kilogram dan berumur sekitar 30 tahun ketika meninggal 18.000 tahun yang lalu.

Ini adalah temuan spektakuler dan yang paling ekstrim yang pernah diberitakan !!!! Bagaimana tidak? Spesies ini telah mendiami pulau komodo pada masa di mana manusia modern (homo sapiens) juga telah ada di Indonesia (95.000 - 13.000 tahun yang lalu).

Selain menemukan kerangka, ilmuwan juga menemukan peralatan batu seperti pisau, alat pelubang, alat pemotong untuk berburu stegedon (gajah purba).

Banyaknya spesies manusia yang tidak saling berhubungan dalam rantai evolusi menimbulkan tanda tanya, ada berapa jenis makhluk menyerupai manusia yang hidup di Jaman Prasejarah Indonesia... dan mengapa mereka punah tanpa meninggalkan keturunan.

Bila mereka bukan manusia kenapa mereka berkelakuan seperti manusia, yang mampu membuat peralatan dari batu dan tulang, memasak menggunakan tungku api....